Minggu, 20 November 2011

Jejak Kutang dalam sejarah


Jangan berpikir Jorok dulu ya sebelum membaca secara keseluruhan, semoga saja menambah pengetahuan.
Pada awal abad ke-19, menutup dada belum jadi kelaziman di Indonesia. Kebiasaan mengenakan kutang diperkenalkan Belanda. Masuk melalui perempuan-perempuan Belanda, yang ikut bersama dengan suami-suami mereka. Pakaian dalam ini kemudian ditiru oleh perempuan-perempuan Indonesia, dan mulai dikenakan dibalik kebaya atau gaun terusan ala noni Belanda.

Di Indonesia, bra dikenal dengan nama BH. Mungkin sampai sekarang, hanya sedikit yang tahu kepanjangan dari BH. BH adalah singkatan dari ‘Buste Hounder‘ [bahasa belanda], yang berarti‘pemegang susu/payudara‘
  
Dalam novelnya, Pangeran Diponegoro, Remy Sylado menjelaskan asal-muasal istilah kutang.
Pada saat awal abad 19 ketika dimulainya pembangunan proyek jalan Deandels dari Anyer sampaiPanarukan tersebutlah seorang pembantu setia Gubernur Jenderal yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan proyek tersebut. Dialah Don Lopez comte de Paris, keturunan Spanyolyang secara penampakan berbadan kekar.

Hingga awal abad 19 di daerah Jawa masih banyak penduduk (wanita) yang bertelanjang dada. Mereka hanya memakai penutup di bagian bawah. Bahasa Jawanya ngligo, dan ini sebetulnya hal yang biasa di desa-desa dan kota. Adalah Don Lopez yang pertama kali menyuruh para pekerja paksa proyek jalan Anyer Panarukan itu untuk menutup bagian payudaranya.

Kepada budak-budak dari Semarang yang mengerjakan jalan pos di kota tersebut Don Lopez memotong kain putih dan memberi kepada salah satu budak perempuan yang tergolong cantik dan belia. Sambil memberikan potongan dia berkata “tutup bagian berharga itu” dalam bahasa Prancis kata berharga “coutant”.

Ternyata budak perempaun itu bertanya-tanya untuk apa kain itu. Don Lopez terus menunjuk-nunjuk payudara perempuan itu dan berkata,” Coutant! Coutant”.

Budak itu tetap tak mengerti juga. Ia hanya melihat bagian payudaranya apakah ada yang salah.
Orang yang melihat adegan tersebut serta merta mengira bahwa kain putih yang ditunjuk-tunjuk ke payudara untuk dipakai sebagai penutup adalah namanya coutant. Salah seorang budak yang ada di dekat perempuan itu lantas berkata “Oooo, kuwi jenenge kutang”.

Sejak itu lahirlah istilah baru yang sebenarnya salah kaprah.

TAPI BAGAIMANA SEBENARNYA SEJARAH KUTANG? 


Bersambung ...................................



sumber: www.majalah-historia.com
http://www.mail-archive.com/aga-madjid@googlegroups.com/msg31541.html