Jumat merupakan hari yang ditunggu ( hehehhe kan besoknya sabtu libur ) mumpung proyek belum mulai aktifitas sehingga masih punya waktu luang untuk memuaskan hati yang gersang ( padahal musim hujan lohh ), meski sebetulnya hari kamis kondisi badan cukup Panas malah bisa dibilang sangat tinggi demamnya, bahkan sampai ga bisa bangun dari tempat tidur karena nyeri di dada sungguh sangat menyiksa ( ihh kok curcol sakit sihh ) tapi alhamdulillah jumat pagi, kondisi berangsur lumayan sehat, dan setelah selesaikan yang harus diselesaikan, acara berkemas pun disambi sambil kerja ( maklum tinggalnya dikantor ).
Monasnya kota ngawi |
Manusia berencana Tuhan yang menentukan, hari jumat ternyata cuaca sangat tidak mendukung, sejak pagi hujan tidak mau berhenti, plan awal berangkat ke ngawi adalah jam 15.00 wib, akhirnya molor sampai jam 17.00 wib itupun dengan tindakan nekat menerobos curah hujan yang masih cukup deras. perjalanan dimulai dengan menaiki minibus jurusan ngawi, meski tadinya sempat was was karena isunya minibus terakhir jam 16.30 wib, inilah resiko tinggal dikota kecil, semua serba terbatas bahkan untuk sebuah perjalanan pun tidak bisa mendadak harus direncanakan dengan sangat matang. untunglah ternyata masih ada minibus yang berangkat, minibuspun melaju membelah duren ehhh hujan menyusuri jalanan berbukit dan hutan yang masih cukup lebat. dari ngawi perjalanan dilanjutkan dengan menggunakan bus "sumber bahagia" dulunya "sumber kencono" yang mengalami penggantian label karena seringnya mengalami kecelakaan, menurut cerita yang ga jelas sumbernya "kencono" itu sumber malapetaka,.. percaya ga percaya lahhh, bagiku adalah kehati hatian dalam mengemudi adalah hal utama untuk sebuah keselamatan. akhirnya sampai disidoarjo jam menunjukan jam 23.00 wib bus pun berhenti di kompleks pemakaman muslim "kletek" hiiiiiii horor dehhh tengah malam berhenti di kompleks pemakaman, apalagi di kompleks itu ada putih putih, ehhh setelah di amati dengan teliti ternyata cuma batu nisan yang tinggi hahahhaa sempet dag dig dug juga setelah pengalaman di pulau sempu yang penuh horor ( ehhh yang ini belum sempat ditulis malahhh di blog ). di dekat kompleks ini disempatkan untuk makan malam di warung pinggiran jalan, meski warungnya sangat sederhana namun rasa sambalnya lumayan enaklah buat ngeganjal perut yang lapar, sebetulnya yang membuat enak adalah sayur lalapannya yang disediakan banyak tinggal ambil sendiri, jadi inilah yang menambah nikmatnya makan malam di kompleks pemakaman muslim Kletek Sidoarjo. dan sahabat yang ditunggupun datang menjemput untuk ke tempat peristirahatan terakhir ehhhh maksudnya tempat buat istirahat tidur sebelum melanjutkan perjalanan yang lebih mendebarkan untuk sedikit mengenal peninggalan Gubernur Jendral Daendels, di pelabuhan Panarukan, sebuah Pelabuhan yang besar pada masanya sejak Jaman majapahit yang kini mulai tertinggal,.... dan saatnya tidurrrrrrrr, sampai ketemu di bagian selanjutnya ..... Jejak di titik Nol ( zero ) antara penindasan dan bapak Infrastruktur pulau jawa
0 komentar:
Posting Komentar